Aku sebenernya udah berbaik hati mengijinkan cowokku nemenin dia, nganter-nganterin dia saat dia di Jogja dengan urusan-urusan kerjaannya. Tapi saat suatu sore aku mau ambil iPod-ku yang tertinggal di rumahnya, otomatis aku menghubunginya. Dan mungkin SMS/telponku sangat mengganggu. Yahh..memang benar. SMS dan telponku tidak ada saaatupun yang dijawab. Akhirnya dengan berat hati aku menghubungi Lolita. Lamaaaaaa sekali ni cewek genit bales SMS-ku. Sudah pasti dia tidak punya pulsa karena cuman berlangganan layanan Blackberry buat BBM-an. Bukannya aku juga gakpunya pulsa buat telpon.... tapi aku males aja denger nada suaranya yang sengak di kuping serasa telingaku mau pecah klo mendengarnya!
Setelah setengah jam kemudian iPhone-ku berdering tanda sms masuk. 'Tliit..Tliittt..' . Mungkin balesan dari si Lolita. Lama banget sih, padahal cuman ditanyain mereka lagi di mana & cowokku lagi apa karena dia gak bales-bales SMS.
"hai cin, sori bru bales.ktiduran. ni Reno juga ketiduran. Gue di hotel, gmn?"
"WHATTTT???? KETIDURAN??!!!" Aku sudah sangat emosi. Akhirnya aq menyusulnya ke hotel di belakang Malioboro Mall. Aku memang mengetuk pintu dulu, yaak... biarpun aku dah emosi aku juga tetep tau tata krama. Saat aku masuk ke kamar Lolita aku nemuin Reno masih tidur dengan posisi telanjang dada. Aku membangunkannya dengan muka yang udah sepet banget.
"Ren,,, aku mau ambil iPod. Besok aku harus terbang ke Bali. dan aku butuh iPod itu." aku berkata halus tapi terdengar ada tekanan kemarahan dan jengkel.
"Anjing kau! Apa-apaan kau kemari?! Gue capek. Cuma pengen tidur. Masih aja diganggu! Napa sih lo jealous gak jelas kayak gini. Parah lo emang!"
Aku dimaki-maki abis-abisan di depan Lolita. Aku malu setengah mati dan dalam hati Lolita pasti puas banget pura-pura tertidur di sebelah Reno. Dasar cewek gatel!
Reno marah-marah dan langsung cabut dari hotel. Dia memang gak ngajakin aku pulang. Tapi dengan sikap dia yang tiba-tiba pergi sedangkan aku butuh jawaban dan penjelasan dia, mau gak mau aku ngkikutin dia pulang. Aku ke hotel dengan skuter matik-ku, mengingat aku terburu-buru supaya bisa mencuri-curi jalan dengan gesit. Tapi Reno bawa mobil, sehingga kami pulang menuju rumah Reno dengan mengendarai kendaraan masing-masing.
Di jalan aku sudah tidak bisa berkonsentrasi sama sekali. Pikiranku udah ke Reno terus dan penasaran bagaimana penjelasan dia kenapa dia bisa tidur di kamar hotel Lolita. Toh rumah dia juga gak jauh dari situ.
Tiba-tiba tanpa aku sadari ada Mobil berkecepatan tinggi dari arah berlawanan ingin mendahului kendaraan di depannya. Namun perhitungan kurang tepat. Double cab itu menyambar skuter matik yang aku kendarai. Aku terpental jauh dan ntah sudah jadi apa motorku. Masih beruntung memang aku terpental ke tepi jalan dan tidak tertabrak kendaraan di belakangku. Namun saat ingin bergerak kakiku terasa aneh. Sakit yang amat hebat saat aku mencoba merubah posisi.
Kakiku patah.... iPhone-ku juga pecah karena keluar dari kantong jaket dan terbentur hebat di aspal jalan raya.
Polisi segera mengangkatku ke bahu jalan sambil mencari tumpangan mobil untuk membawaku ke rumah sakit.
Polisi segera mengangkatku ke bahu jalan sambil mencari tumpangan mobil untuk membawaku ke rumah sakit.
Sepasang sepatu merah itu teronggok di atas jok skuter matik-ku yang kini berada di kantor polisi.
Reno yang telah ditelpon oleh polisi segera datang menuju kantor polisiyang disebutkan dan mendapati sepatu kesayanganku sobek dan berlumuran darah. Sepatu kesayangan yang dibeli bersama dia liburan semester lalu.
Tak lama kemudian Reno datang ke UGD RS. Panti Rapih. Dia langsung mencium keningku dengan mata berkaca-kaca. Saat itu aku bersyukur kepada Tuhan karena aku telah diberi musibah. Tapi yang membuatku kecewa, di belakang Reno ada si Lolita yang juga ikut mencium keningku.
Sakiiitttt banget hati rasanya. Bahkan terasa lebih sakit dari patah kaki yang aku derita sekarang. Aku tetap menyambut perhatian Lolita dngan senyum, walaupun aku tidak ikhlas untuk tersenyum. Tapi aku tetap menghargai perhatiannya.
Reno yang telah ditelpon oleh polisi segera datang menuju kantor polisiyang disebutkan dan mendapati sepatu kesayanganku sobek dan berlumuran darah. Sepatu kesayangan yang dibeli bersama dia liburan semester lalu.
Tak lama kemudian Reno datang ke UGD RS. Panti Rapih. Dia langsung mencium keningku dengan mata berkaca-kaca. Saat itu aku bersyukur kepada Tuhan karena aku telah diberi musibah. Tapi yang membuatku kecewa, di belakang Reno ada si Lolita yang juga ikut mencium keningku.
Sakiiitttt banget hati rasanya. Bahkan terasa lebih sakit dari patah kaki yang aku derita sekarang. Aku tetap menyambut perhatian Lolita dngan senyum, walaupun aku tidak ikhlas untuk tersenyum. Tapi aku tetap menghargai perhatiannya.
Hari-hari setelah pulang dari rumah sakit aku hanya bisa berbaring dan sekidit-sedikit latihan berjalan dengan alat bantu jalan. Waktuku banyak habis di atas tempat tidur. Libur lebaran tiba, dan artinya aku merayakan lebaran dengan kondisi sangat tidak menyenangkan.
lebaran paling suram sepanjang aku hidup.
T_T
Setelah lebaran aku harus tetap menjalani kuliahku. Aku terpaksa resign dari pekerjaan sekaligus nyawaku, karena pekerjaan ini sangat memberiku semangat. Aku juga gagal menghadiri Bali Fashion Week yang seharusnya aku ada di sana saat para model berselancar di catwalk.
Aku berharap hari-hari beratku akan ditemani Reno. Saat aku butuh Reno, dia akan ada.
Namun jauh dari harapan. Justru reno semakin tidak ada waktu untukku. Dia seperti menghindar dan tidak mau direpotkan dengan kerepotanku.
Beraattt sungguh melewati cobaan besar ini.
Aku sangat-sangat terluka dan terpukul. Betapa malunya aku saat dicemooh keluargaku tentang sikap dia yang tidak pernah ada untukku saat aku dalam masa penyembuhan setelah kecelakaan. Dia yang selalu aku bela, aku banggain. Ternyata semua usaha hilang sudah. Aku pikir dengan adanya kejadian kecelakaan yang menimpaku Reno akan selalu menemaniku sehinggak keluargaku akan luluh dan merestui hubungan kami.
Yaa.... itu aku saat itu. Gadis bodoh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar